Fenomena alam ini hanya muncul sehabis hujan. Begitu indah sehingga
menginspirasi banyak lagu, dongeng, dan legenda. Tapi dari kacamata sains,
pelangi sangat sederhana. Itu cuma fisika optik semata.
Kunci terjadinya pelangi adalah pembiasan cahaya. Ketika dibiaskan,
cahaya akan berubah arah. Biasanya pembelokan ini terjadi ketika cahaya pindah
dari medium satu ke yang lain. Hal ini terjadi karena cahaya bergerak dengan
kecepatan berbeda dalam medium berlainan.
Ketika memasuki prisma kaca, cahaya akan dibelokkan. Begitu pula jika
keluar dari prisma.
Selain membiaskan cahaya, prisma memisahkan cahaya putih menjadi
komponen warnanya. Warna cahaya yang berlainan ini berbeda frekuensinya,
sehingga memiliki kecepatan tempuh berbeda ketika memasuki suatu zat.
Cahaya yang kecepatannya rendah di dalam kaca akan dibelokkan lebih
tajam ketika pindah dari udara ke kaca, karena perbedaan kecepatannya
berlainan. Tak mengherankan jika komponen yang membentuk cahaya putih
dipisahkan berdasarkan frekuensinya ketika melewati kaca. Pada prisma, cahaya
akan dibelokkan dua kali, ketika masuk dan keluar, sehingga penyebaran cahaya
terjadi.
Tetesan air hujan dapat membiaskan dan menyebarkan cahaya mirip sebuah
prisma. Dalam kondisi yang tepat, pembiasan cahaya ini membentuk pelangi.
Sumber : Koran Tempo (26 September 2006)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar